-->

Mengantisipasi Konsumen PHP/Kabur Dalam Transaksi Pre-Order

Dalan dunia jual beli online sering kita mendengar istilah pre-order atau PO. Dalam transaksi ini, kita juga sering melihat para penjual mendapatkan masalah yaitu pelangggan yang PHP (pemberi harapan palsu) atau kabur setelah memesan barang. Hal ini tentu sangat merugikan bagi penjual yang menerpakan sitem PO karena uang yang digunakan sebagai modal tidak bisa langsung diputar kembali. Artinya modal yang dikeluarkan masih mengendap dalam bentuk barang dagangan.

Sebenarnya apa sih pre-order itu? Transaksi pre-order atau biasa disingkat dengan PO adalah sistem transaksi jual beli khususnya dunia online dimana pembeli memesan dahulu barang yang akan dibeli dengan/tanpa tenggang waktu tertentu sampai barang yang akan dibeli datang atau siap. Setelah barang yang dipesan ada, disitulah transaksi pertukaran barang dengan uang antara penjual dan pembeli terjadi. Sistem transaksi PO biasanya dilakukan oleh toko online dropshiper yang tidak memiliki stok sendiri sehingga pengiriman barang dari suplaiyer dilakukan setelah ia mendapat konsumen yang tertarik untuk membeli barang tersebut.

Dalam dunia bisnis online, transaksi dengan sistem PO amat sangat populer. Banyak toko online yang menerapkan sistem ini karena menawarkan banyak kemudahan. Penjual online tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak untuk membeli stok dari suplaiyer. Ini merupakan salah satu keuntungan yang didapat oleh penjual online dengan sistem PO sehingga uang modal tidak akan mengendap di barang dagangan. Selain itu keuntungan lain yang ditawarkan oleh transaksi PO adalah penjual tidak perlu risau dan hawatir jika barang dangan tidak laku terjual. Penjual tidak memiliki tanggungan stok barang yang harus dihabiskan supaya uang modal bisa kembali berputar.

Dengan mengunakan sistem PO, siapa saja bisa menjadi pedagang online. Hanya dengan bermodalkan gadget yang terhubung koneksi internet, orang bisa berjualan online dengan memajang foto dagangan dari suplaiyer dan mempromosikannya di media sosial seperti facebook, instagram, twitter, BBM dan lain-lain dengan mengambil keutungan sesuai yang dikehendakinya. Kemudahan yang ditawarkan inilah membuat banyak sekali pedagang online yang berjualan denga sistem PO.

Mengantisipasi Konsumen PHP/Kabur Dalam Transaksi Pre-Order

Mengantisipasi Konsumen PHP/Kabur Dalam Transaksi Pre-Order


Namun dibalik banyaknya kemudahan dari sistem transaksi PO, ada masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pedagang jika strategi yang diterapkan salah. Maslah tersebut antar lain adalah konsumen yang semena-mena membatalkan pesanan yang sudah ia disepakati sebelumnya. Hal ini tentu menjadi sebuah kerugian bagi penjual karena uang yang digunakan untuk modal akan mengendap pada barang daganan.

Kenapa bisa begitu? Karena dalam sistem PO, setelah ada pembeli yang memesan barang, penjual akan segera membayar barang yang diambil dari supliyer untuk dibeli oleh konsumen. Nah ketika penjual sudah membayar barang yang dipesan pembeli kepada suplaiyer, kemudian selang beberapa saat sebelum barang datang pembeli membatalkan barang sudah ia pesan sebelumnya, maka modal yang digunkan untuk membayar barang tersebut akan mengendap dalam beberapa waktu sampai ada konsumen lain yang membeli barang tersebut. Bagaimana jika barang tersebut tidak terbeli? Secara otomatis penjual akan rugi modal.

Modal yang seharusnya diuangkan kembali melalui trnasaksi jual beli dengan konsumen, akhirnya mengendap di barang dangan dan belum bisa diputar kembali untuk dijadikan modal. Hal ini biasanya sering membuat jengkel pedagan online dengan sistem PO. Memang jika dilihat dari sudut pandang penjual, yang salah adalah pembeli karena tidak menunaikan kewajibannya untuk membeli barang yang sudah dipesan dan disepakati sebelumnya.
 

Namun sebagai penjual, anda juga tidak boleh serta-merta menyalahkan pembeli yang membatalkan pesanan. Kenapa? Karena sebagai penjual anda juga salah dalam menerapkan strategi dagang sehingga konsumen semena-mena membatalkan barang yang sudah dipesan dan disepakati sebelumnya. Kesalahan dalam penerapan strategi yang dilakukan oleh penjual inilah yang menyebabkan celah sehingga konsumen dapat bertindak seenaknya membatalkan pesanan. Oleh karena itu, sebagai penjal dengan sistem PO anda juga dituntut mampu menciptakan strategi untuk menutupi celah tersebut. 

Lalu Strategi Apa Yang Dapat Diterapakan Untuk Mengantisipasi Konsumen PHP/Kabur Dalam Transaksi Pre-Order?

Salah satu strategi yang dapat anda gunakan untuk menutup celah supaya konsumen tidak bisa membatalkan pesanan seenaknya adalah dengan membayrkan DP (Down Payment).  DP dapat anda gunakan untuk mengikat transaksi dengan sistem pemesanan untuk mengurangi resiko pembatalan pesanan secara tiba-tiba. Selain itu, pihak pemesan juga akan berpikir dua kali untuk membatalakan pesanan karena DP yang sudah terlanjur dibayarkan.
“Cara ampuh mengurangi resiko kerugian akibat dari konsumen yang PHP/Kabur dalam transaksi Pre-Order adalah dengan membuat kesepakatan pembayaran DP (Down Payment) atau uang muka diawal dan ketika terjadi pembatalan sepihak oleh pemesan, DP yang sudah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali. DP atau Uang muka adalah sebagian uang yang dibayarkan di awal dari jumlah keseluruhan harga barang yang dipesan oleh pemesan kepada penjual dengan nilai yang sudah disepakati. Uang muka yang dibayaran bisa senilai 20-50% dari jumlah harga barang yang dijual tergantung dari kesepakatan yang dicapai.”
DP yang dibayarkan dimuka dan tidak dapat ditarik kembali jika ada pembatalan sepihak, dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah dalam transaksi jual beli dengan sistem PO. Dengan ini konsumen akan berpikir dua kali jika ingin membatalkan pesanan secara semena-mena. Sehingga jika memang terjadi pembatalan sepihak dari pemesan, sebagai penjual anda tidak akan dirugikan karena sudah memegang sebagian uang pemesan dari jumlah keseluruhan harga barang. DP tersebut dapat dihitung sebagai ganti rugi dari modal yang sudah anda bayarkan ke suplaiyer untuk mengambil barang. Selain itu, anda juga medapatkan keuntungan berupa barang yang sudah anda ambil dari suplaiyer sebagai stok yang dapat dijual kembali.

Meski terkesan memberatkan pembeli, namun strategi ini sebenarnya sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak baik itu penjual maupun pembeli. Keuntungan bagi penjual adalah seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu berkurangnya resiko pembetalan semena-mena dari pemesan dan jika memang terjadi pembatalan secara sepihak maka pedagang akan mendapat ganti rugi dari modal yang sudah dikeluarkan untuk mengambil barang dari suplaiyer.

Sedangkan keuntungan bagi konsumen adalah dapat menuntut penuh kepada penjual jika barang yang dipesan tidak kunjung diterima. Bahkan dapat diproses secara hukum karena masuk ketindak kejahatan penipuan. Selain itu jika konsumen membayarkan sebagian uang muka didepan, pada saat pengambilan barang, pembayaran yang dilakukan relatif ringan karena hanya membayarkan sisanya saja.

Mengantisipasi Konsumen PHP/Kabur Dalam Transaksi Pre-Order